Rabu, 18 Agustus 2010

read this one !!!

bila anda membaca tulisan ini berarti blog anda sudah berhasil kami bajak....
jangan panik !!!!! santai saja.......
kami tidak bermaksud jahat.....kami hanya mengetes security blogger google...
ternyata masih ada celah dan bisa ditembus.....
well....by the way....thanks for read this fuck messseg.....

salam
hacker gadungan !!!

Senin, 09 Agustus 2010

Case 39, dan iblis yang butuh kasih sayang


Pemain : Renee Zellweger, Bradley Cooper, Jodelle Ferland, Ian McShane, Callum Keith Rennie, Adrian Lester, Kerry O’Malley, Cynthia Stevenson, Alexander Conti, Philip Cabrita, Vanesa Tomasino.
Sutradara : Christian Alvart.
Naskah : Ray Wright.
Genre : Thriller, Horror.
Produser : Steve Golin, Kevin Misher, Lisa Bruce.
Musik : Michl Britsch.
Durasi : 109.
Distributor : Paramount Pictures.

Memiliki buah hati adalah dambaan pasangan suami istri, namun alangkah berbeda rasanya jika anak yang dimaksud merupakan jelmaan iblis jahat, memutus rantai kejahatannya dengan cara paling menyakitkan terpaksa diamini untuk mencegah lebih banyak korban. Mimpi buruk yang sangat mengerikan dan Emily (Renee Zellweger) pantas untuk curiga, saya suka saat orang yang dia percayai malah tertawa oleh bualan tidak masuk akal dari Emily, dia berjuang sendiri mengungkap siapa sebenarnya anak kecil yang dia tampung dirumahnya bahkan dengan cara melanggar hukum sekalipun.

Renee Zellweger berada disini dengan porsi minus, membuat saya lupa bahwa dia pernah membawa pulang beberapa piala untuk Jerry McGuirre (1996), Nurse Betty (2000), Chicago (2002), dan Cold Mountain (2003), dia terlihat bodoh atau setidaknya Jodelle Ferland seperti iblis beneran dan mampu membuat teman sepantarannya sulit tidur, dia berhasil menampilkan kengerian dibalik wajah imutnya. Ada kekurangan sana-sini, tidak ada pengusiran setan, iblis jinak-jinak merpati, dan saya tidak begitu suka dengan eksekusi akhirnya, sebuah pilihan.

Kamis, 05 Agustus 2010

REVIEW FILM PONYO [2008]

Rating : 7.8/10

Pengisi Suara : Yuria Nara, Noah Lindsey Cyrus, Alina Freun, Hiroki Doi, Frankie Jonas, Jacky Wong, Toji Tokoro, Liam Neeson, Tomoko Yamaguchi, Tina Fey, Kay Tse, Yuki Amami, Cate Blanchett, Kazushige Nagashima, Matt Damon. Sutradara : Hayao Mizayaki. Naskah : Hayao Mizayaki. Genre : Animasi, Adventure, Family, Fantasy, Anime. Musik : Joe Hisaishi. Durasi : 101 Menit. Tanggal Rilis : 14 Agustus 2009 (USA). Distributor : Studio Ghibli. Produser : Steve Alpert, Koji Hoshino, Toshio Suzuki, Frank Marshall, Kathleen Kennedy, Hayao Mizayaki. Penghargaan : Asian Films Awards (2009) for Composser, Joe Hisaishi. Award Of The Japanese Academy (2009) for Best Animation Films and Best Film Score. Mainichi Film Concours (2009). and Venice Film Festival (2008)

Semilir angin musim panas di pantai tak jauh berbeda dengan nikmatnya es degan yang menyegarkan, menyenangkan membayangkan hal itu saat ini, kita mungkin pernah mengalaminya. Dedengkot Studio Ghibli, Hayao Mizayaki (70) membawa nuansa positif itu lewat Ponyo, film animasi 2-D yang kini sudah semakin langka. Kisah Sousuke yang tanpa sengaja menemukan Ponyo (Ikan jelmaan) di pantai depan rumahnya lebih mirip karya HC Andersen, Little Mermaid (1989) dengan porsi kisah yang lebih lembut dan kalem serta diisisuarakan (English version) oleh bintang kelas A Hollywood, komposisi pas untuk sebuah misi mengembalikan keceriaan setelah Howl's Moving Castle (2004) yang serius itu.

Sebagian dari kita mungkin ada yang lelah dan timbul rasa kangen dengan sajian 2-D setelah beberapa waktu nenggak efek komputer beraroma CGI, seperti Pixar dengan Toy Story 3,  lalu Dreamwork dengan Shrek Forever After, Blu Sky Studio dan yang lainnya. Ponyo sejatinya memang film untuk konsumsi anak berusia 5 tahun, penting untuk mengasah kemampuan mereka dalam mengekspolari terhadap lingkungan sekitarnya. Momentum untuk menyisipkan isu lingkungan yang selalu menjadi perhatian Mizayaki menjadi sangat menarik, dia tidak merangkai 170.000 cel gambar 2-D hanya ingin menakut-nakuti bocah TK tentang visualisasi kehancuran lingkungan, ada alasan mengapa Fujimoto membenci manusia dan Mizayaki menggambarkannya secara lugas dan ringan. Kita melihat kapasitas master animator hebat yang setia dengan prinsipnya, namun berhasil dalam menciptakan imajinasi spektakuler.


Kamis, 29 Juli 2010

REVIEW FILM THE LAST AIRBENDER [2010]

Rating : 5/10



Reputasi sineas keturunan India, M. Night Shyamalan di pertaruhkan lewat film yang diangkat dari serial laris Neckoldeon ciptaan Micahel Dante DiMartino dan Bryan Konietzko, bertahun-tahun setelah The Sixth Sense yang mengejutkan itu. Bagi yang telah mengikuti karyanya sejak awal, trend penurunan kualitas dari tahun ke tahun membuat kisah penuh CGI ini berada di ujung tanduk, jadi menurunkan ekspektasi adalah perbuatan bijak untuk lebih menikmati film ini. Kata Avatar sengaja dihilangkan karena sudah lebih dahulu dipakai oleh James Cameron, dirilis di AS tanggal 1 Juli lalu dan sudah membukukan pendapatan domestik (USA) sebesar 123,3 Juta dollar, namun kita di Indonesia baru dapat jatah rilis tanggal 4 Agustus besok.

Dua teknologi mutakhir diboyong secara gegabah oleh Shyamalan untuk memberi kesan betapa ambisiusnya proyek ini, CGI disatu sisi dan 3-D disisi lainnya. Namun visualisasi keduanya berakhir buruk, meng-convert film 2-D menjadi sajian 3-D adalah boomerang yang akan menyiksa indra penglihatan penonton seperti halnya Clash Of The Titans (2010) dan Alice In Wonderland (2010) tempo hari. Beberapa scene hasil olahan CGI terkesan tidak nyata terutama saat bersentuhan dengan air yang terlihat tidak membasahi dan api yang kurang membakar. Selain mengangkut sekarung special effect dan banjir slow-motion yang lebih dulu dipopulerkan oleh Wachownsky bersaudara, Shyamalan juga membuat karakternya berkulit putih, bukan tidak bisa berakting dengan baik, hanya saja pemilihannya sangat keliru karena bagaimanapun serial Avatar bersetting di Asia.

Pemain : Noah Ringer, Dev patel, Nicola Peltz, jackson Rathbone, Shaun Toub, Aasif Mandvi, Cliff Curtis, Seychelle Gabriel, Catherine Hougton, Francis Guinan. 
Sutradara : M. Night Shyamalan
Naskah : M. Night Shyamalan
Durasi : 103 Menit
Genre : Action, Adventure, Family, Fantasy
Musik : James Newton Howard
Tanggal Rilis : 1 July 2010 (USA)
Distributor : Paramount Pictures

Senin, 26 Juli 2010

REVIEW FILM INCEPTION [2010]

Pemain : Leonardo DiCaprio, Ellen Page, Marrion Cotillard, Tom Hardy, Ken Watanabe, Joseph Gordon-Levitt, Dileep Rao, Cillian Murphy, Tom Berenger, Micahel Caine, Lukas Haas.

Sutradara : Christopher Nolan
Naskah : Christopher Nolan
Produser : Christopher Nolan
Genre : Action, Thriller, Sci-Fi, Drama, Adventure, Mystery
Tanggal Rilis : 16 Juli 2010
Durasi : 148 Menit
Distributor : Warner Bross Pictures

Sebuah film paling ditunggu tahun ini, berisi barisan ensemble cast kelas festival dan disutradarai oleh Christopher Nolan yang sukses mengarahkan Memento (2000) dan The Dark Knight (2008), Inception mengusung kisah thriller psikologikal futuristik yang berbalut twist didalamnya, seperti campuran dua judul diatas dengan Dark City dan trilogy Matrix. Secara singkat (untuk menghindari spoiler) Inception bercerita tentang Cobb (DiCaprio) pencuri profesional yang mampu mencuri lewat alam bawah sadar, lelah karena selalu diburu dan mencoba menebus kesalahannya, Cobb direkrut untuk sebuah misi mustahil yaitu menanamkan ide dalam pikiran korban, mampukah?

Ekspektasi terlalu tinggi menggelanyut dibenak calon penonton, sulit dihindari dan celah lubang hitam itupun akhirnya mulai terkuak, Avatar versi Camreon juga memiliki lubang yang sama. Dejavu, ada banyak persamaan dengan film lain, dimodifikasi menjadi mimpi versi Nolan. Pemainnya tampil baik semua, meski fokus utama tetap pada duet DiCaprio-Cotillard, performa keduanya sangat prima begitu pula dengan Murphy dan Watanabe plus penampilan Ellen Page yang sangat menarik lewat film ini. Nolan berhasil memadukan sisi kualitas dan hiburan komersial sekaligus, action-nya seru, special effect-nya mengagumkan, dan iringan instrumental score keren gubahan Hans Zimmer. Nolan kini menjadi salah satu sutradara paling disegani Hollywood.

Inception mungkin lebih ringan dari Shutter Island yang juga dibintangi oleh Leonardo, namun penting untuk konsentrasi saat menikmati film ini, karena setiap detailnya berpengaruh secara signifikan terhadap jalan cerita. Sebuah karya penuh imajinasi dan 148 menit durasi yang kaya akan vitamin dan gizi, bisa dikatakan demikian karena Inception dan Nolan sanggup mengubah budaya summer film yang sebelumnya selalu menganaktirikan naskah dan akting pemain, serta layak diapresiasi lebih. Pada akhirnya lubang yang semula menganga diatas tertutupi oleh kualitas faktor pendukung yang lain, Selamat menonton.

Minggu, 25 Juli 2010

REVIEW FILM THE KILLERS [2010]

Tak habis pikir juga ternyata Hollywood sedang keranjingan action romcom, padahal mereka tau kalau genre ini tidak akan meraup untung lebih banyak bila saja naskahnya juga dibuat seadanya, The Bounty Hunter dan Knight And Day contohnya. Memakai Ashton Kutcher dan Katherine Heigl yang memang jago soal romcom, namun bukan romcom yang ditambah dengan action. Kita pernah melihat yang seperti ini di Mr. and Mrs. Smith dan mereka sukses luar dalam dengan tema seperti itu, disini beda wajah Ashton (yang walaupun keren) tidak mendukung sebagai seseorang yang pernah menjadi Agen pembunuh disini, pada akhirnya memang tak ada action hebat seperti Mr. and Mrs. Smith melainkan hanya kekacauan bodor yang konyol dan kurang menghibur kebelakang.

Nilai plus hanya penampilan keduanya yang cantik dan tampan, penonton perempuan akan menyukai ini (Heigl terlihat seksi sepanjang film). Selebihnya sebagian orang mungkin terhibur dengan mereka apalagi saat Heigl ikut terlibat dalam masalah yang dialami Kutcher, namun permainan tikus-kucing-nya masih lebih seru di Knight and Day dan Date Night jika perbandingan yang diinginkan adalah romcom-action dari sepasang kekasih, terutama chermistry dari pemeran utamanya. Well, kalau buat hiburan sabtu sore ya terserah deh.

RATING : 6.8 / C

REVIEW FILM SORCERER'S APPRENTICE [2010]

Pemain : Nicholas Cage, Jay Baruchel, Alfred Molina
Sutradara : Jon Turteltaub
Produser : Jerry Bruckheimer
Tanggal Rilis : 16 Juli 2010
Genre : Fantasy, Action, Sihir
Distributors : Disney

Mainan terbaru jerry Bruckheimer setelah Prince Of Persia tahun ini adalah Sorcerer’s Apprentice, sama-sama berlabel Disney namun beda sumber dan Nicholas Cage yang gondrong gemar memakai topi penyihir, dia memang bukan sedang berpura-pura menjadi Dumbledore karena di film ini dia sedang memerankan penyihir nyentrik bernama Balthazar Blake yang berusia 1500 tahun dan merekrut anggota baru demi memburu Maxim Horvath (Alfred Molina) Dominasi adegan malam dan monster berbentuk kaku, edisi terakhir petualangan Harry Potter bulan november depan sedikit menghalangi pamer visual film ini, bola energi yang nyaris mirip kamehameha milik Goku masih terlihat lebih keren.

Mimpi buruk film Nic Cage terbaru tak berhenti disitu saja, perolehan box office-nya pun terkapar diminggu pertama untuk sekelas proyek tandeman Jerry Bruckheimer dan Disney, sebuah fakta yang membuat Prince Of Persia terlihat lebih menawan hati. Agak mengejutkan memang apalagi sebelumnya sang sutradara Jon Turteltaub berhasil bersama Nic Cage dalam dua film National Treasure, kesan yang dibuat dalam Sorcerer’s adalah dunia sihir bercampur comedy, jadi disaat keadaan genting tetap ada yang dientengkan dan ditertawakan. Sebuah mimpi buruk dalam mimpi jika kedepan Sorcerer’s akan dibuat sekuel, Leonardo harus segera meng-inception Jerry dan Jon sebelum itu terjadi, tapi bukankah National Treasure 3 memang akan dibuat? Entahlah karena ini hanya sebuah ekspektasi terhadap produk Jerry, bila anda suka dengan Percy Jackson dan hanya ingin mencari hiburan sihir ringan yang lagi-lagi menjual sapu terbang tidak ada salahnya juga mencoba menikmati yang satu ini, selamat menonton.

Rating : 7.0 /B-

REVIEW FILM TEKKEN [2010]

Reputasi game terkenal berjudul sama, Tekken seketika rusak ketika harus dibuat versi layar lebarnya seperti yang tersaji dalam film ini, masih lumayan prince Of Persia namun lebih buruk dari The Hitman. Tekken rusak berat dari berbagai sisi, Hollywood terlalu gegabah merubah game ini menjadi tayangan seluloid hingga tak menyisakan satupun faktor positif yang bisa mendongkrak nilai positif filmnya. Dengan bujet minim dan pemain ala kadarnya film Tekken tampil menyapa penonton bioskop, bahkan dari trailernya saja saya sudah mengendus bau gak beres dengan film kelas B ini. Pertarungannya diatas ring masih lebih keren The Karate Kid, yang itupun sudah tergolong kurang menggigit. Bila anda menyukai adegan tarung bebas dan menggemari game-nya, bolehlah memaksakan diri nonton, namun bila tidak sepertinya ada baiknya anda melirik judul lain yang lebih layak ditonton.

RATING : 4.5 / D

REVIEW FILM PREDATORS [2010]

Bertahun-tahun setelah film Predator terakhir dirilis dan dua film yang mengawinkan dua makhluk asing beda jenis lewat Alien vs Predator, Predator terbaru yang diproduseri Robert Rodriguez akhirnya dipaksakan dirilis juga. Bila sebelumnya monster gimbal bersenjatakan laser canggih ini mendapat perlawanan sengit dari gubernur Arnie dan mendapat tantangan serius dari klan Alien, kini plotnya beda. Gerombolan Predator sebenarnya sudah sekian lama menculik manusia untuk dibuang diplanet aneh dan dijadikan mainan dan latihan sehabis makan siang oleh Predator ganas, ya planet ini aneh karena mirip hutan buatan dengan udara yang cukup seperti di beberapa wilayah negara kita.

Miris juga membayangkan apa yang membuat Hollywood bersikukuh mengangkat kembali serial legendaris ini, bukankah kedua kawin silang Alien vs Predator sebelumnya sudah sangat buruk? Porsi akting pemainnya untungnya lumayan mengatrol meski hal itu tidak terlalu signifikan, Adrien Brody tampil baik dan itulah satu-satunya kebaikan dalam film ini. Special effectnya buruk dan terlihat bohongannya, endingnya pun masih menyisakan adegan untuk dibuat lanjutannya, jelas saya tidak akan menunggu hal itu terjadi.

RATING : 5.0 / C

REVIEW FILM DESPICABLE ME [2010]

Menjadi penjahat mungkin adalah pekerjaan mudah ketimbang sebaliknya, namun Gru (Steve Carrel) adalah penjahat yang masih punya secuil hati dan itu yang akan merubah film ini menjadi hal yang menyenangkan. Sebuah film perdana dari pesaing baru didunia animasi, sangat lucu dan menggemaskan. Awalan yang baik terlebih saat para makhluk kuning bernama Minion yang lucu, imut, dan terkadang bertingkah bodoh bila sedang beraksi, saya jamin anda akan tertawa lepas. Pamer gadget dari dua penjahat terhebat Gru (Steve Carell) dan Vector (Jason Segel) sangat lucu dan tak masuk akal memang, namun itu terbukti menghibur.

Sutradara Pierre Coffin dan Chris Reanud berhasil menyajikan sesuatu yang unik, pasukan Minion, mencuri Bulan, dan betapa lucu dan menggemaskannya tiga anak yang diadopsi Gru disini yang sekaligus merubah sifatnya. Melihat film ini, membuat Pixar seperti terlalu serius meski kualitasnya memang layak diacungi jempol, dan Dreamwork pun terlihat terlalu kasar dan dewasa dengan segala atributnya. Satu lagi, effect 3-D yang diusung tampil sangat memukau dan terasa muncul dari layar ketimbang beberapa film 3-D sebelumnya, jadi jangan membandingkannya dengan Alice In Wonderland dan Clash Of The Titans yang hanya 3-D convert-an itu, malulah. Well, finally film ini sangat baik untuk ditonton khususnya dibioskop 3-D 

RATING : 8.4 / B+

Minggu, 18 Juli 2010

REVIEW FILM THE LOSERS [2010]

Pemain : Jeffrey Dean Morgan, Zoe Saldana, Idris Elba, Chris Evan, Colombus Short, Oscar Jaenada, Jason Patric
Sutradara : Sylvain White
Naskah : Peter Berg dan James Vanderbilt
Durasi : 103 Menit
Distributor : Warner Bross

Sebuah film yang diangkat dari komik, DC Comic Vertigo. Dirilis di Indonesia bulan April lalu, sebelum nonton film ini saya terlebih dahulu nonton The A-Team, ada sedikit persamaan diantara keduanya. Bercerita tentang lima ranger profesional dibidangnya masing-masing, dituduh melakukan hal yang tak mereka sangka dan dikabarkan telah tewas, bukan akhir dari segalanya apalagi saat Aisha (Zoe Saldana) merekrut mereka pada sebuah misi berbahaya menghadapi seorang gembong penjahat dengan proyek misil yang bisa melenyapkan sebuah pulau tanpa ada sisa dan tidak merusak lingkungan, ide bomb yang baik namun sayangnya berada ditangan yang salah, mampukah kelima ranger ini membekuk begundal tengik diatas?

Persamaan The Loser dengan The A-Team sangat kentara dan seirama, The A-Team lebih wah dibagian special effect sekaligus nostalgia tahun 80’an dan bukan berasal dari komik melainkan serial televisi laris. The Loser berbeda, dia adalah komik dan hebatnya kelebihan film ini adalah semangat komiknya yang tetap terpatri dalam film yang diproduseri oleh Joel Silver dan Akiva Goldsman, banyak adegan slow-motion dan potongan gambar komik. Sutradara Sylvain White bisa dibilang berhasil mengadopsi komik ini kelayar lebar, film yang ringan namun dihadiahi permainan kameranya yang lumayan keren menurut saya dan itu nilai plusnya. Sangat disayangkan kemudian datang dari naskah dan akting pemainnya yang biasa saja, ada Neytiri dari Avatar disini, begitu pula Chris Evan sang calon super-hero baru Captain America, dan penampilan standard dari pemain Wacthmen. Polesan naskah dari duo penulis yaitu Peter Berg dan James Vanderbilt tak sanggup mengeluarkan moment film ini ke arah yang labih layak, ada banyak cerita serupa yang diantaranya sanggup membuat The Loser seperti film kelas B.

Biaya film yang kecil mungkin menjadi faktor lain yang mengurangi kemegahan film ini, apapun itu bila anda hanya ingin mencari hiburan ringan dengan bumbu action yang disini juga tidak terlalu wah baik secara racikan ketegangan maupun kontribusi spesial effectnya, film ini akan menghibur anda dengan segala kesederhanaannya, Selamat menonton..

Rating :
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10

Selasa, 13 Juli 2010

POSTER BURNING PALMS [2010]


Burning Palms, sebuah film kecil yang akan dirilis tahun ini. Saya belum tau akan kemana film ini berkisah, kesan pertama adalah Drama, ada perempuan meninggal disini yang menggantung dirinya pada sebuah pohon (bukan) palm. Wilayah yang banyak tumbuh pohon palm adalah kawasan perumahan elite artis papan atas Amerika.

Sabtu, 10 Juli 2010

REVIEW FILM GET HIM TO THE GREEK [2010]

Ada yang menyebutkan bahwa Get Him To The Greek adalah spin-off dari Forgetting Sarah Marshall, saya belum mengetahuinya karena belum nonton film itu. Ada unsur musik yang diacak menjadi komedi disini, sangat unik dan lucu Judd Apatow tentu sudah memikirkan itu dan dia biasanya selalu sukses meski tak banyak juga yang ikut larut terhibur oleh guyonannya, berkisah tentang petualangan aneh Aaron (Jonah Hill) karyawan sebuah rekaman yang berbadan gendut bodor yang mengantarkan rocker Aldous Snow (Russell Brand) rocker aneh bin nyelenneh karena cerewet dan sok macho dari London ke LA.

Hanya itu dan sangat tipikal sekali, banyak adegan slapstick dan agak sedikit vulgar khas film komedi Appatow lainnya, tak penting membicarakan akting dan naskah disini karena tentu bukan itu formula utama yang hendak dikedepankan. Namun duo aktornya tampil lumayan baik terutama Russell Brand, jadi jangan berharap yang lain selain tertawa, apakah anda tidak juga tertawa atau ya minimal tersenyum saat nonton film karya Judd Appatow? Lupakan saja judul ini dan cari judul lainnya, bila tak kunjung ketemu, kembali dan cobalah untuk rileks dan selamat menonton.

RATING : 7.0 / B

Rabu, 07 Juli 2010

REVIEW OST ALMOST ALICE [2010]

01. Avril Lavigne – Alice
02. The All American Rejects – The Poison
03. Owl City – The Technicolor Phase
04. Shinedown – Her Name Is Alice
05. All Time Low – Painting Flowers
06. Metro Station – Where’s My Angel?
07. Tokio Hotel – Strange
08. 3OH!3 – Follow Me Down
09. Robert Smith – Very Good Advice
10. Mark Hoppus – In Transit
11. Plain White T’s – Welcome To Mystery
12. Kerli – Tea Party
13. Franz Ferdinand – The Lobster Quadrille
14. Motion City Soundtrack – Always Running Out Of Time
15. Wolfmother – Fell Down A Hole
16. Grace Potter And the Nocturnals – White Rabbit

Sebuah album soundtrack dari film Alice In Wonderland terbaru buatan Tim Burton yang sudah dirilis awal bulan Maret lalu, filmnya sendiri mendapat respon berbeda dari pengamat film, ada yang menyayangkan tentang beberapa perubahan pun ada pula yang sangat menyukainya. Bagi saya Alice In "Underland" tidak terlalu istimewa dan juga bukan film yang buruk, saya menyukai dunia Alice dengan segala keunikan dunianya. Eniwey, saya beruntung sekali mendapat hadiah album ini dari majalah film Total Film Indonesia, jadi tidak perlu bersusah payah mengeluarkan uang untuk mendengarkan lengkingan suara Avril lavigne disini. Well, soundtrack resmi dari Alice In Wonderland ada dua bagian, yang pertama adalah kumpulan lagu dari beberapa artis top dan score dari komposer Danny Elfman.

Almost Alice memusatkan perhatian kepada Avril yang membawakan satu lagu berjudul "Alice", simple dan tidak terlalu rame namun masih tetap ada porsi lengkingan khas dari Avril. Selain Avril, terdapat banyak aliran dari beberapa group band disini, ada All-American Reject, All Time Low, dan Metro Station yang ketiganya beraliran Rock-punk, Robert Smith menyumbangkan lagu lawas berjudul "Very Good Advice" lagu yang sangat aneh, menurut kabar lagu itu juga ada dialbum Alice In Wonderland (1951). Tembang yang menarik lainnya adalah "In Transit" yang dibawakan oleh Mark Poppus (Blink 182) bekerja sama dengan Pete Wentz (Fall Out Boy) Secara keseluruhan album ini tampil beda dengan film "anak-anak" lainnya buatan Disney, sangat baik sebagai teman anda beraktivitas sehari-hari.


REVIEW FILM THE RUNAWAYS [2010]

Melihat kedua pemain utama film The Runaways membuat saya kembali memutar dua film berbeda judul, sutradara dan tentu juga berbeda genre, Panic Room (2000) dan War Of The World (2005) ya saya menemukan Kristen Stewart dan Dakota Fanning didua film itu, mereka masih kecil disana dan sekarang bergabung di dua film yang sama, pertama adalah Twilight dan sekarang adalah The Runaways. Menarik sekali melihat perkembangan keduanya, mengisahkan pasang-surut sebuah band rock legendaris membuat keduanya harus tampil lebih dewasa, ada tempat gelap semacam club malam, alchohol, dan rokok bahkan seks disini, evolusi yang begitu cepat apalagi bila kembali mengingat saat Fanning masih digendong Cruise di film War Of The World.

Transformasi juga terlihat dari Panic Room, Stewart masih anak kemaren sore disana dan kini sudah makin berani beradegan “agak” panas di film Twilight Saga : Eclipse serta yang satu ini, mereka berdua sudah terlihat matang untuk melakukan hal itu dan itu terasa cepat sekali. Namun terlepas dari itu, jualan akting mereka memang layak diberi kredit khusus dengan berbagai alasan tentunya, saya nilai Stewart memang lebih bergigi disini ketimbang terus-terusan terkungkung dalam karakter Bella di seri Twilight, karena disini dia terlihat lepas begitupula dengan Fanning yang sepertinya jarang bermain film. Uniknya, urusan tarik suara mereka juga lumayan jago.

RATING : 7.5 / B

PREVIEW FILM 2011, RANGO

Pemain : Johny Depp, Timothy Olyphant, Abigail Breslin, Bill Nighy, Isla Fisher, Alfred Molina, Alanna Ubach, Gil Brmingham, Ray Winstone, Claudia Black, Stephen Root, Harry Dean Stanton, Beth Grant, Kym Whitley, Ian Abercrombie, Maile Flanagan, John Cotrhan Jr, James Ward Byrkit, Hemky Madera, Jordi Caballero.
Sutradara : Gore Verbynski
Naskah : John Logan, James Ward Byrkit
Produser : John B. Carls, Graham King, Tim Headington, Gore Verbynski
Genre : Animasi, Adventure, Action
Musik : Hans Zimmer
Tanggal Rilis : 20 April 2011 (Indonesia)
Distributor : Blink Wing, Ncklodeon, GK Films, Paramount, Universal.




Movie Trailer :

Sebuah film animasi terbaru, saat Gore Verbynski tidak lagi menahkodai lanjutan film bajak laut karibia (Pirates Of The Caribbean), dia mengajak para pemain bajak lautnya munuju meksiko yang kering, memakai topi koboi dan menyanyikan lagu mariachi. Pirates Of the Caribbean 4 juga dirilis tahun 2011, apakah ini sebuah sinyal tandingan? Sekilas dari trailernya Depp akan kembali tampil konyol disini meski pada akhirnya dialah sang pahlawan yang ditunggu-tunggu, penggambaran hewannya sangat realistis meski terkesan kotor dan menjijikkan, khas film bajak laut yang terlihat jarang mandi, ILM menjanjikan teknologi animasi terbaru lewat film ini. Spertinya ular derik adalah bandit menyusahkan, dia bergerak cepat jika hanya mengejar seekor Bunglon. Jelas Depp disini adalah pendatang, dan harus segera beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan kering, film animasi ini sepertinya agak dewasa.

Jajaran pemain disini tampak hebat, Depp seperti biasa mendapatkan peran nyeleneh disetiap filmnya, dia juga pernah berperan sebagai pahlawan meksiko dalam film Once Upon Time In Mexico, selain itu ada Bill Nighy sang Davy Jones, Abigail Breslin yang sudah beranjak dewasa, Timothy Olyphant dan lainnya, mereka semua terkenal dan mengisyaratkan betapa besarnya proyek ini. Dirilis dibulan maret yang kini ramai ditempati film besar bisa jadi akan menggelembungkan pendapatan, original score pun ditangani oleh orang yang hebat, Hans Zimmer. Well melihat kumpulan pemain lumayan tenar, music director yang mumpuni, sajian teknologi terbaru dari ILM, sutradara yang sukses memblockbusterkan filmnya, dan premis film animasi koboinya yang kocak, film ini layak untuk dinanti tahun depan. Nmaun pertanyaannya adalah, dimanakah aktor dan aktris latin lainnya? Antonio Banderas? ya sangat disayangkan bila Puss In Boots/Zorro ini tidak ikutan main.

Selasa, 06 Juli 2010

REVIEW FILM CLASSIC, DIE HARD 2 : DIE HARDER (1990)

Pemain : Bruce Willis, Bonnie Bedelia, William Atherton, William Sadler, Reginald VelJohnson, Franco Nero
Director : Renny Harlin
Producers : Lawrence Gordon, Lloyd Levin, dan Oliver Wood
Composer : Michael Kamen
Total Pendapatan (Amerika) : $117,540,947
Distributor: Fox
Release Date : 06 Juli 1990
Genre: Action, Thriller
Runtime : 124 Menit
MPAA Rating : R
Production Budget : $70 Juta
_
Tepat hari ini 06 Juli 1990 sebuah film sekuel dirilis berjudul Die Hard 2 : Die Harder, melanjutkan tradisi polisi gaek untuk membekuk begundal-begundal tengik yang berkeliaran bebas dijalanan. Sekuel yang terbilang sukses mengingat hanya berbiaya 70 juta dan mampu menguras dompet penonton 117 juta hanya untuk wilayah Amerika saja, angka yang menggiurkan, terbukti hingga tahun 2007 lalu seri action laga ini masih terus dibuat dengan judul terbaru Die Hard 4 atau Live Free Or Die Hard, tentu penampilan Bruce Willis pun juga sudah semakin tua. Bercerita tentang pembajakan bandara oleh para teroris yang mengingkan sesuatu, dipimpin oleh Stuart (Sadler). Seperti biasa John McLaine (Bruce Willis) berada ditempat dan waktu yang salah, istrinya masih berada didalam pesawat. Tanpa lampu landasan, pesawat tidak mungkin mendarat, terlalu berbahaya namun yang lebih berbahaya lagi adalah menipisnya bahan bakar pesawat tadi, John McLaine harus bergerak cepat.

Tampil nekad dan hanya berdasarkan feeling adalah ciri khas McLaine, lama malang melintang mengurusi penjahat mungkin telah mengakar dan menjadi isnting alamiahnya. Uniknya semua aksi John sangat susah untuk ditiru, dia adalah superhero Amerika. Anti peluru, anti lecet, mempan segala macam senjata, itulah MacLaine kita yang sakti mandraguna namun sedikit menghina akal sehat kita, nilai minus lainnya terdapat pada bangunan cerita dan akting pemainnya yang tidak terlalu istimewa. Nilai plus hanya disumbangkan oleh adegan filmnya yang pernah dicap sebagai film action terbaik dijamannya, terbukti lumayan seru dan menegangkan, sangat menarik melihat hal itu sekarang, apalagi jika membandingkannya dengan Die Hard 4 yang tambah tidak masuk akal itu. Selain melaju kencang ditangga Box office, Micahel Kamen sang komposer untuk film ini berhasil membawa pulang piala BMI Film Music Award tahun 1991 serta mendapat nominasi dari Award of the Japanese Academy juga ditahun 1991, pertanyaannya apakah akan ada film Die Hard 5 ?? hanya tinggal menunggu waktu saja meski hal itu sangat riskan mengingat usia Willis yang sudah semakin tua.

Rating :
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10

PIXAR SHORT FILM (2000-2009)

Setelah Day and Night sukses menghibur kita, flshback kita kembali melihat kebelakang. Pixar selain memproduksi film panjang (feature) juga rajin memproduksi film pendek, biasanya film berdurasi kurang dari sepuluh menit ini muncul sebelum atau sesudah film panjangnya main. Ada banyak film Pixar dan mereka pernah mengemasnya dalam bentuk home video berjudul Pixar Short Film Collection - Volume 1 tahun 2007 silam, You Friend The Rat (2007) hingga Dug's Special Mission (2009) belum termasuk didalamnya, disini kami ingin sedikit me-review film pendek Pixar selama satu dekade lalu, berikut diantaranya

For the Birds (2000)
Menceritakan sekumpulan burung kecil yang imut dan lucu (terutama kicauannya), ada seekor burung berukuran besar datang ingin ikut nimbrung namun mereka tidak suka, apa yang akan mereka lakukan untuk mengusirnya? untuk ukuran tahun 2000, animasi yang diterapkan sangat baik dan mencengangkan, ceritanya lucu dan menghibur. Ladang gandum sebagai backgroundnya mengingatkan kita pada film Toy Story 3 dan A Bug's Life.

Mike's New Car (2002)
Mike's New Car adegan yang tidak ditampilkan dalam film Monster, Inc, ya bisa dibilang begitu. Menceritakan tentang Mike yang mempunyai mobil baru dengan teknologi masa kini, apakah yang baru selalu lebih baik dari yang lama? sangat lucu dan mungkin bisa membuat anda tertawa lepas disini, senada dengan film panjang yang juga sangat menghibur.
Boundin' (2003)
Bila Mike's New Car dan For The Bird murni untuk hiburan, disini kita diajak untuk menyelami pesan yang ingin disampaikan oleh Pixar kepada penonton. Seekor domba yang sedih karena bulu yang melekat dibadannya dicukur oleh si empunya, lalu datanglah hewan yang merubahnya untuk tetap tegar menghadapi itu, menarik sekaligus positif.

Jack-Jack Attack (2005)
Lain Mike's New Car lain pula dengan jack-Jack Attack, dirilis tahun 2005 setelah film The Incredibles, film ini memang menceritakan adegan yang tak disematkan dalam filmnya tentang ulah Jack-Jack sebelum The Syndrom datang mengambilnya dari babysitter. Sangat hebat, ya Jack-Jack sangat hebat dia mempunyai gabungan beberapa kekuatan sekaligus, kita melihat segerombolan pasukan X-Men pada dirinya.
_
One Man Band (2005)
Seorang pengamen dengan berbagai alat musik, sangat ribet hingga sangat susah untuk ditiru. Lalu ada anak kecil dengan sekeping uang dan datangnya pengamen saingan, siapakah yang akan mendapatkan sekeping uang milik anak tadi? ceritanya simple tadi seru karena disini akan ada persaingan diantara dua pengamen tadi
 
Mater and the Ghostlight (2006)
Mater, sejenis mobil derek yang telah berusia tua, masih memiliki rasa humor yang baik adalah kelebihannya. Suka menakut-nakuti mobil lain namun sebenarnya dia yang paling takut dari selurh penduduk Route 66 apalagi ketika mendengar cerita tentang Ghostlight, siapakah ghostlight itu? yang jelas adegan ini sangat tidak penting bila dimasukkan dalam filmnya, lain halnya dengan Jack-Jack Attack diatas, overall ceritanya cukup unik.
Lifted (2006)
Percayakah anda bila ternyata ada juga alien yang masih belajar menculik manusia? untungnya warga yang dibuat kelinci percobaan ini hanya yang berada jauh dengan penduduk lainnya, jadi kemungkinan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya sangat tidak mungkin, seperti itulah premis film pendek ini, menggelitik dan lucu. Point tambahan buat efek suaranya yang jempolan, begitu pula dengan visualisasi tubuh aliennya yang berbentuk mirip jelly.

Your Friend the Rat (2007)
Film pendek "terpanjang" buatan Pixar, menggabungkan beberapa teknik sekaligus. Ada teknik animasi sederhana dan tradisional (2-D), CGI untuk Remy dan Emile, serta Stop-Motion, bahkan juga memperlihatkan tampilan game kuno saat pasukan kanada membasmi tikus. Cerita yang dibangun pun terasa berat dan sedikit kontroversi, apakah tikus itu musuh atau teman?

Presto (2008)
Menceritakan seorang master sulap dan kelinci yang kelaparan, topi ajaib si pesulap adalah fokus utama sekaligus yang paling lucu disini. Entah di film pendek lainnya ada atau tidak, namun Presto memiliki tingkat kesalahan adegan yang banyak, bukan bukan karena rendering CGI-nya yang buruk karena untuk hal itu sudah pasti bisa diatasi oleh Pixar. Overall, ceritanya lucu dan akan membuat anda tertawa sekaligus takjub dengan keahlian sang pesulap dan penampilan si kelinci yang menggemeskan.
_
Burn E (2008)
Burn-E adalah robot yang bertugas untuk memperbaiki segala kerusakan yang ada di Axiom, punya kaitan cerita dengan kisah film WALL-E namun jelas adegan difilm ini tidak ada difilmnya. Sangat unik dan lucu terutama ekspresi para robotnya yang seperti bernyawa dengan karakter yang juga manusiawi, padahal mereka robot. Lewat film ini kita akan tau atas dampak yang ditimbulkan oleh WALL-E dan Eva terhadap yang lainnya termasuk si Burn-E ini.

Partly Cloudy (2009)
Film ini agak ambigu dan kontroversi tentang siapa pencipta manusia dan alamnya, apakah tuhan itu awan? dan menyuruh seekor angsa untuk mengantarkannya? mungkin bukan itu maksudnya tapi entahlah, overall original score dari Micahel Giacchino berhasil membuat film ini terasa lembut.

Dug's Special Mission (2009)
Gagal menangkap Kevin akibat bertabrakan dengan Dug, sekawanan anjing jahat mengutus Dug pada sebuah misi spesial, misi apakah itu? berhasilkah Dug menjalankan misi ini? mendengar suara tiga anjing begundal tengik ini saja bikin saya tertawa geli, apalagi Dug yang bodor mengacaukan segalanya, serba kebetulan tapi sangat menyenangkan untuk diikuti.

Jumat, 02 Juli 2010

REVIEW FILM SPLICE [2010]

Sebelum film sci-fi Inception merebak dibioskop, kita kedatangan film sci-fi berbujet kecil dengan bintang yang lumayan besar, ya bisa dibilang begitu dan melihat trailernya saja sepertinya akan bagus. Tak puas hanya dengan membuat makhluk berjenis binatang rekaya baru dari gabungan DNA berbagai hewan, Clive Nicoli (Adrien Brody) dan Elsa Kast (Sarah Poley) diam-diam menggabungkan DNA itu dengan DNA manusia, hebat ke-ambisius-an mereka menjadikan sesuatu yang baru dan berjenis kelamin wanita. Namun bukankah yang seperti itu akan menjadi sumber malapetaka? Sangat klise apalagi makhluk baru gabungan antara hewan dan manusia ini tumbuh cepat dan juga dapat berlari dengan cepat.

Beruntung film ini memang tak terdengar begitu luas, sehingga tidak menjadi sesuatu yang harus ditunggu. Adrien Brody akan tampil dua kali dalam film yang mengusung fiksi ilmiah, ada Predator setelah film ini. Splice banyak menyoroti proses perkembangan Dren sang makhluk baru yang menjijikkan dan mirip alien itu, dan seperti pula pernyataan perusahaan yang mendanai rekayasa ini, penolakan mereka terhadap proyek ini seharusnya juga disikapi sebagai peringatan akan keserakahan Hollywood untuk memaksakan dibuatnya film Splice, sayang mereka diam-diam tetap membuatnya dan pada akhirnya hanya dicerca akibat kesalahan fatal diawal, nasi sudah jadi bubur.

RATING : 5.2 / C

Kamis, 01 Juli 2010

REVIEW FILM : TWILIGHT SAGA - ECLIPSE [2010]

Pemain : Robert Pattinson, Kristen Stewart, Taylor Lautner, Dakota Fanning
Sutradara : David Slade
Tanggal Rilis : 30 Juni 2010
Distributor : Summit

Belum setahun New Moon berlalu dari layar bioskop november lalu, film ketiganya sudah mangkal dibioskop dengan gagah karena mampu menyedot twihard yang sangat banyak, ya tiket nonton Eclipse selalu sould out dan jumlah itu semakin membengkak akibat hype yang melanda ibu kota, banyak remaja putri didaerah pun kini mengaku fans berat Twilight, tak ayal hampir seluruh profil facebook menempatkan Twilight sebagai film favoritnya selain Ketika Cinta Bertasbih, meski demikian saya masih kurang begitu tau apa motivasi mereka mendadak menyukai film Twilight Saga. Masih berkisah tentang Bella-Edward, Bella-Jacob, dan Edward-Jacob, cinta segi tiga yang tak kunjung usai dan makin pelik ketika vampir Victoria berniat balas dendam dengan cara membunuh Bella, mampukah Jacob dan Edward melindungi Bella?
_
Mengapa Edward-Jacob? ya selain berkonfrontasi, mereka lalu bekerja sama, ah mengingatkanku pada film Brokeback Mountain nih. Diluar itu, kisah cinta film ini sangat bertele-tele dan terkesan dipanjang-panjangkan, mirip sinetron atau telenovela. Alangkah bagusnya bila keempat novelnya dijadikan satu film saja, namun sial film keempatnya yang bertitle Breaking Dawn akan dibuat dua jilid mengekor kesuksesan seri Harpot, bisa dibilang ini hanyalah akal-akalan produser untuk menghisap duit Twihard. Usaha Slade menampilkan bumbu action masih tanggung dan kekurangan darah, yang ada malah lebih banyaknya adegan panas disini. Pemainnya tampil buruk, Bukan, bukan karena mereka tidak bisa akting, hanya saja disini tuntutan karakternya yang tidak berkembang. Terbukti R-Patz bermain baik di Remember Me, Kristen Stewart malah dipuji kritikus lewat film The Runaways, hanya Taylor yang kurang bersinar dan hanya mengandalkan otot perutnya yang sixth-pack. Well, apapun itu, para Twihard tetap akan menggilainya baik dari para fans asli Twilight maupun fans dadakan yang ngaku-ngaku fans beratnya. Well, selamat menonton :)

Rabu, 30 Juni 2010

POSTER FILM TERFAVORIT JUNI 2010

Salah satu bentuk Promosi film adalah poster, ada banyak poster yang dirilis untuk menggaet calon penontonnya, berikut yang terbaik bulan juni 2010 menurut kami.
 

Senin, 28 Juni 2010

REVIEW FILM KNIGHT AND DAY [2010]

Pemain : Tom Cruise, Cameron Diaz, Maggie Grace, Peter Sarsgaard, Paul dano, Marc Blucas, Olivier Martinaz, Viola Davis, Jordi Molia.
Sutradara : James Mangold
Naskah : Patrick O'Neill
Tanggal Rilis : 25 Juni 2010
Distributor : 20th Century Fox

Pengharapan saya untuk nonton film yang dibintangi oleh Tom Cruise tak pernah tinggi, begitu pula dengan film ini. Sebuah film popcorn khas musim panas, popcorn saya habis sebelum film ini usai dan harganya mahal, semahal tiket nontonnya. Tom Cruise juga mahal, dia digaji tinggi untuk film apapun termasuk yang kelas popcorn seperti ini, Cameron Diaz mungkin sedikit dibawahnya tapi keduanya tetaplah pemain berbandrol tinggi. Belum ada diskon sejauh ini, itulah nilai jual film ini. June Havens (Cameron Diaz) mengalami peristiwa konyol saat naik pesawat. ya itu konyol , tiketnya salah tapi dia malah dipersilahkan untuk naik dan duduk disamping seorang pria asing yang sudah bertabrakan dua kali dengannya di bandara sebelum naik ke pesawat. Roy Miller (Tom Cruise) itulah namanya, seorang agen rahasia yang sedang menjalankan sebuah misi namun dijebak oleh teman sesama agen rahasianya, Fitzgerald (Peter Saarsgard). Berjalan dengan cepat dan sangat tidak serius, pendaratan darurat diladang jagung, kejar-kejaran dijalan raya, disini kita melihat aksi Ethan Hunt versi Pink Panther.

James Mangold-lah yang bertanggung jawab disini. Saya jadi bingung, Mangold adalah sineas dengan kualitas festival. Girl, Interrupted Identity, Walk the Line, dan 3:10 to Yuma, sangat kontras dengan film tanggung ini, atau apa karena itu dia jadi linglung disini? Knight And Day memang bukan bidangnya, sangat susah mungkin film dengan jualan komedi untuk meraih kualitas isi. Seperti halnya The A-Team yang menghibur dengan alokasi durasi untuk adegan action yang pekat dan beroktan tinggi, Knight And Day juga demikian. Bedanya disini murni hanya untuk bersenang-senang dengan Cruise-Diaz yang bergaji mahal, beruntung penampilan mereka tidak mengecewakan dan itulah satu-satunya nilai jual film ini. Well, bila anda mencari hiburan tontonlah film ini sambil melepas penat sepulang dari tempat kerja, popcorn yang anda beli akan terasa nikmat.

Jumat, 25 Juni 2010

REVIEW FILM : THE A-TEAM [2010]

Pemain : Bradley Cooper, Liam Neeson, Jessica Biel, Patrick Wilson, Quinton Jackson, Sharlto Copley. Sutradara : Joe Carnahan Penulis Naskah : Joe Carnahan dan Brian Bloom Durasi : 117 Menit Tanggal Rilis : 11 Juni 2010  Distributor : Twentieth Century Fox Film Corporation
 
Sebuah film dengan tema action oriented, pure adrenaline, dan kadang tidak masuk akal, sangat tepat sebagai sajian pelepas dahaga. The A-Team diangkat dari serial TV laris tahun 80'an tentang empat ranger army bernama Hannibal, Mudrock, B. A Barracus, dan Faceman yang dituduh melakukan kejahatan yang tidak mereka lakukan, keempatnya menuntut balas dan kembali untuk membersihkan nama baik, berhasilkah? siapakah dalang dibalik semua ini?
Membayangkan sebuah tank menembak jatuh pesawat terbang adalah hal biasa, uniknya disini tank yang dimaksud sedang terjun bebas diudara dan didalamnya berisi empat ranger ini, luar biasa meski absurd. Selipan komedinya juga tampil efektif, sangat menyenangkan melihat mereka juga memiliki rasa humor yang baik. Semua pemain tampil prima terutama Bradley Cooper dan Liam Nesson, pengecualian hanya ditujukan kepada Jessica Biel. Lupakan naskah yang memang bukan prioritas utama film popcorn sperti ini, nikmati saja sajian actionnya yang menyegarkan. Trims buat Joe Carnahan dan selamat menonton

REVIEW FILM : THE KARATE KIDS [2010]

Pemain : Jaden Smith, Jackie Chan, Taraji P. Henson 
Sutradara : Harald Zwart
Produser : Jerry Weintraub, Will Smith, Jada Pinkett Smith, James Lassiter, Ken Stovitz
Genre : Drama, Family, Action
Penulis Naskah : Christopher Muphrey dan Robert Mark Kamen
Musik : James Horner
Durasi : 140 minutes
Distributors : Columbia Pictures

Sebuah remake dengan perbedaan mendasar, memiliki judul yang sama dengan pendahulunya, sangat berisiko bila tidak ditangani secara benar. Bercerita tentang Dre Parker (Jaden Smith) yang barusan pindah dari Detroit menuju Cina bersama ibunya Sherry Parker (Taraji P. Henson) karena pekerjaan ibunya yang menuntut mereka untuk pindah. Sering diganggu para jagoan sekolah, Cheng (Zhenwei Wang) beserta anak buahnya, hari-hari menyakitkan itu hilang saat Mr.Han (Jackie Chan) yang jago kung fu mengajarinya bela diri. Kesibukan mengurusi pembayaran SPP hingga bingung nunggu kiriman uang datang dari ortu membuat untuk beberapa waktu postingan ini terlantar, maklum masih belum bekerja.

Saya belum nonton film "asli" yang sudah puluhan tahun beredar tersebut, jadi film ini adalah pertama kalinya saya nonton film The Karate Kids. Menurut kabar film ini sangat setia dengan film sebelumnya, kecuali judulnya yang memang sangat kontroversial dan membingungkan. ya seharusnya film ini berjudul The Kungfu Kids dengan segala atributnya baik seni bela diri yang dipakai, pemain, dan background cerita yang sangat china banget, pemakaian judul Karate mungkin untuk menghormati film legendaris itu. Semua pemain berakting dengan baik disini, credit khusus diberikan kepada Chan yang sangat cocok memerankan sosok sesuai dengan usianya yang sudah tidak muda lagi ketimbang maksa ngelucu difilm Spy Next Door, Jaden Smith bermain bagus bila ayahnya ikut dalam film yang diperaninya, buktinya dia bermain buruk di film The Day The Earth Stood Still. Jalan cerita yang dibangun film Kaarate Kids sangat sederhana dan sudah tertebak sejak setengah jam film dimulai, film ini memang mengusung formula summer yang setiap tahunnya selalu mengutamakan hiburan diatas segalanya, beberapa adegan difilm ini mengingatkan saya pada film Kungfu Panda. Lupakan jalan cerita yang memang biasa-biasa saja toh film ini masih punya taring terutama akting pemainnya dan keindahan negeri tirai bambu yang terekspose dengan baik, sebuah tontonan keluarga yang sangat baik dan direkomendasikan, selamat menonton.

REVIEW PIXAR SHORT FILM, DAY AND NIGHT (2010)

Sebuah film pendek dari Pixar Animation Studio, mereka selalu membuat film pendek sebelum dan atau sesudah film utamanya muncul, meski hanya berduarsi kurang dari 10 menit filmnya dibuat tidak setengah-setengah. Bahkan beberapa diantaranya berhasil membawa pulang piala Oscar. Day And Night bercerita tentang makhluk bernama siang dan malam, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, apa yang membuat mereka bersatu?

“The Radio Broadcast in Day and Night is taken from atalk given Dr. Wayne Dyer, a motivational speaker and author. director Teddy Newton remembered hearing on recording his mother played when he was young, and he decided to incorporate one of the recordings into the films”-Behind The Scene

Idenya sangat kreatif, ceritanya unik dan lucu meski tidak akan membuat anda tertawa lepas, pesan yang ingin dikumandangkan tepat sasaran dan tidak terkesan menggurui. Point plus lainnya adalah sajian teknologi animasi tingkat tinggi, disini Pixar menggabungkan animasi tradisional (2-D), CGI, dan dipresentasikan lewat 3-D, hal yang sama seperti saat mereka membuat You Friend The Rat (2007) minus presentasi 3-D tentunya. Well, hingga detik ini Pixar masih memimpin terdepan untuk kategori film animasi terbaik, jadi tidak sabar menunggu proyek Short Film lainnya begitu pula mega proyek Cars 2 dan Monster Inc 2 tahun 2011 dan 2012 nanti, hanya saja hal itu masih sangat lama :)

Kamis, 24 Juni 2010

REVIEW FILM TOY STORY 3 [2010] - (Best Film Of The Month)

Buzz Lightyear kembali ke layar lebar setelah sepuluh tahun, penantian panjang dan melelahkan namun datang disaat yang tepat, terlalu banyak yang merindukan kisah mainan ini. Ekspektasi besar berada dibalik perkiraan semua benak calon penonton tentang bagaimana Woody akan dikisahkan dan fase kedewasaan Andy yang segera menuju ke jenjang kuliah, Lee Unkrich jelas bukan orang sembarangan, dia menjadi Co Director untuk 2 film Toy Story, Monster. Inc, dan Finding Nemo. Proyek ini sangat prestisius dan bernilai ratusan juta dollar, bukan pekerjaan main-main meski berkisah tentang mainan. Kita semua mencintai Buzz Lightyear, Woody, Jessie, Mr. Potato Head, Rex, Bulleyes, dan lainnya, bagi mereka yang lahir pertengahan hingga menuju akhir tahun 80′an, kami pun berada disana. Saat Toy Story dirilis tahun 1995 kita belum berumur sepuluh tahun waktu itu, menyenangkan rasanya memory itu kembali datang.

Pixar membawa pioner film tiga dimensi pertama kelayar lebar lewat Toy Story berkembang hingga Up tahun lalu, ada kesan tersendiri saat kita beranjak dewasa dengan Pixar terlebih bagi kalian yang saat ini hendak kuliah dan memang mengikuti seri Toy Story sejak awal rilis. Kita akan melihat kebelakang dan terdiam melihat satu kardus dibawah tempat tidur atau tempat lain yang berisi mainan dan sudah lama tidak kita mainkan, tersenyum karena kita pernah melewati era keemasan bersama mereka. Bernostalgia dengan memory masa lalu tentang mainan dan boneka, sebuah benda mati yang ditafsirkan hidup sesuai daya intepretasi dan kekuatan dalam beriimajinasi tentang dunia tanpa sekat yang menyenangkan. Berubah megah menjadi suatu hal yang istimewa yang hinggap nan melekat saat kita kecil dan menjadi sebuah kenangan manis sebagai teman bermain, berapa detik durasi dalam hidup yang kalian sediakan untuk mereka kala itu? kita mungkin tidak menghitungnya. Yang jelas saya pernah mengalami masa-masa itu dan kalian pun demikian, yang kita tau bahwa mereka hidup ketika kita sedang berimajinasi, memainkan peran mereka. Namun yang tidak kita tau disanalah ternyata mereka benar-benar hidup, berinteraksi saat kita tidak ada, bercengkrama dalam dunianya, petualangan seru lintas batas, dan perasaan mereka terpengaruh saat kita pun mulai melupakannya, menyenangkan mengetahui semua itu ada di Toy Story trilogy.

“kami berusaha membuat film yang kami sendiri ingin lihat, orang tak ingin dikecewakan film ini. aku juga tak ingin dikecewakan film ini! ini akan jadi film yang lucu dan memuaskan.“-Lee Unkrich.

Waktu akan terus bergulir dan “Andy’s going to college, can you believe it?” siapapun kalian yang beranjak dewasa dengan film ini yang saat ini segera dan atau sedang mengenyam bangku kuliah akan segera diingatkan, “what are you going to do with these old toys?” kita meninggalkan rumah dan mulai tinggal di asrama atau kosn, orang tua kita akan membereskan kamar kita, memindah dan membuang yang tidak perlu. Pilihan harus segera dicetuskan, membawa mainan ke asrama, menaruhnya diloteng/gudang, membuang ke tempat sampah, atau mewariskannya kepada ponakan berumur 5 tahun? kita menghadapi sebuah sejarah disini, berpisah dengan orang tua yang telah membesarkan kita sejak kecil. Bukan peristiwa yang harus disesali, mungkin berat untuk melepasnya namun disatu titik semua itu akan selalu terjadi, dan itulah jalan terbaik. Sebuah premis manis dan indah dari penulis naskah Michael Arndt, John Lasetter, Andrew Stanton, dan Lee Unkrich sendiri, Carl pernah merasakan hal itu di film Up begitu pula Finding Nemo, sebuah perjuangan berat yang harus dilalui dan kini Woody dkk sedang dalam ujian untuk menentukan sikap itu. Andy hanya akan membawa Woody ke kampus dan memisahkan yang lain ke sebuah loteng, sebuah tempat paling menyenangkan daripada dibuang ketempat sampah. Saat yang ditunggu-tunggu datang, dan sebuah kesalahan yang tidak diperkirakan hadir, ketika itulah sebuah petualangan terjadi. Lee Unkrich telah membuat kita sadar bahwa ada beberapa hal yang lebih penting yang berada dibalik sebuah kesalahan itu, terlebih saat sebenarnya Andy marah ketika mainannya hilang dan bukan loteng yang mereka dapati melainkan sebuah taman kanak-kanak-Sunny Side dengan segudang masalah dibalik wajah ceria itu, hanya ada satu pilihan selanjutnya. run definitely, run!

Menyaksikan kisah ini membuat saya pribadi sangat terhibur, sangat disayangkan porsi 3D didalamnya terasa kurang menonjol hanya kedalamannya saja yang terlihat lebih. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan oleh John Lasetter sendiri bahwa “bukan tentang bagaimana kau membuatnya, tapi apa yang kau lakukan dengan itu”. Sebagai pentolan Pixar, John sangat menyukai 3D meski bukan itu yang dia fokuskan melainkan kedalaman cerita dan pengembangan karakter yang menjadi perhatian serius. Aksi Buzz dan Woody bisa jadi sangat lucu, tapi mereka juga bukan saja menjadi tontonan anak berumur 5-10 tahun, sebuah strategi umum yang diterapkan oleh Pixar. Kita dan orang tua tidak mungkin melepas bocah SD sendirian nonton film ini, akan ada pendamping saat nonton dan itu sudah pasti. Toy Story 3 kini memiliki hidup yang lebih berwarna, warna warni menghias lebih pekat saat berada di Sunny Side, taman kanak-kanak. Ada banyak pula mainan baru di Sunny Side, kita bisa melihat sebagai ciri khas film sekuel dengan penambahan banyak konflik dan karakter baru. Peter Parker menghadapi 3 penjahat difilm ketiga, begitu pula Jack Sparrow di Pirates Of The Caribbean At’s World End. Semua pemain lama reuni kembali disini kecuali Jim Varney untuk suara karakter Slinky, Pixar kali ini juga mengundang beberapa aktor senior, tidak seperti biasanya. Micahel Keaton, Jodi Benson, Timothy Dalton, Whoopi Goldberg, Richard Kind, dan Jack Angel. Hebatnya, mereka semua bermain dengan apik meski hanya sebatas nyumbang suara saja. Bisa dibilang kali ini Pixar kurang menyelipkan karakter atau pun benda dari film sebelumnya, fans Pixar sudah terkondisikan sejak awal tentang antisipasi kejutan ini. Bukan tidak ada, melainkan memang tidak secara gamblang adanya. Kita melihat banyak kesamaan dengan film sebelumnya yang mau-tidak -mau mengingatkan kita akan beberapa film Pixar sebelumnya, apa saja? semua, ada banyak film Pixar di Toy Story 3.

“bukan tentang bagaimana kau membuatnya, tapi apa yang kau lakukan dengan itu”-John Lasetter.

Berangkat dari ekspektasi diatas, meninggalkan bajakan adalah perbuatan bijak apalagi setelah lama tidak mengunjungi bioskop untuk ritual nonton film. Pixar tidak pernah mengecewakan saya, banyak hal dan itu telah terlewati serta dibayar dengan rasa puas. 1,5 jam perjalanan dari rumah demi tayangan 3D, membayar selembar tiket berharga 25 ribu, dan keluar studio membawa haru sekaligus senang. Kita diajak bermain roallcoaster disini, temperatur cerita berbeda genre. Daya khayal Andy diawal adegan sangat mendebarkan, seketika itu kita disambut oleh warna-warni pelangi di Sunny Side. Bila urat sudah mulai kendor dan adrenaline menurun, bersiaplah untuk tertawa saat Mr. Potato Head berubah bentuk disalah satu scene, atau saat Ken ingin menunjukkan daya tariknya dengan memamerkan ragam busana koleksinya kepada Barbie. Adakah yang tidak tertawa saat Buzz Lightyear diset ke mode bahasa Spanyol dan kembali keasal muasal sebagai polisi luar angkasa dengan misi menumpas Zurg ?? Melindungi Jessie dari pihak jahat serta rayuan mautnya dijamin akan membuat anda tertawa lepas dibioskop, sangat memorable. Menjelang ending saat semua harapan sepertinya berjalan dengan baik, 20 menit terakhir kita sejenak bernafas. Berfikir serta merenungkan tentang apa yang kita perjuangkan, tentang apa yang kita pertahankan. Kembali keawal, berpisah menjadi fokus cerita. Bukan perpisahan yang menyedihkan meski bagi penggemar hal itu terasa sangat mengharukan, jangan membayangkan hal sedih disini karena itulah jalan terbaik. Sebuah film masterpiece dan sangat direkomendasikan untuk disaksikan langsung dibioskop, nonton film Toy Story berarti melihat perjuangan Pixar selama ini. Berjuang menjadi yang terdepan, banyak cobaan tentunya. Sepuluh tahun kemudian dan hari ini kisah ini akan kembali menyapa anda, emosi para fans Toy Story akan lebih terikat disini. Bila kalian bertanya film terbaik 2010, saya akan bilang Toy Story 3 berada pada posisi Lima Besar disana.

Jumat, 11 Juni 2010

OPENING CEREMONY FIFA WORLD CUP 2010, SOUTH AFRICA : LAKON VISUAL YANG MEMABUKKAN


Seberapa tertarikkah anda ketika dihadapkan dengan pilihan antara sibuk mencari berita terbaru tentang video mesum antara artis "mirip" Ariel dengan artis perempuan beken lainnya, Isu krusial daerah timur tengah antara Israel vs Palestina, atau penantian empat tahun dalam pesta dunia sport bertajuk Piala Dunia? pun tertanda lewat laga pertandingan Afrika Selatan Versus Meksiko yang berakhir seri tadi, demam sepak bola sedunia sudah dimulai, gegap gempita event empat tahunan yang kini dilaksanakan di negara paling selatan di Benua Afrika tersebut berlangsung cukup meriah dan menyita perhatian masyarakat umum dan para fanatik bola khususnya. saya sih sejatinya kurang begitu mahir bermain bola apalagi fanatik sama bola, motivasi terbesar untuk nonton pergelaran ini hanya dari kecintaan saya dengan tayangan visual dan pengaruh yang ditimbulkan olehnya. makanya opening ceremony ini sepertinya menjadi hal yang sangat sayang sekali untuk dilewatkan, toh bagi saya nonton Piala Dunia juga merupakan bagian dari "nonton", bukan?

Untuk mempersempit tulisan, kali ini saya hanya ingin memfokuskan diri pada event sepak bola yang diikuti oleh 32 negara minus keikutsertaan negara kita Indonesia yang katanya negara penggila Bola ini. benar saja, demam bola itu kini bukan saja pengistilahan lain dari sebuah pengaruh atau candu, karena kini demam yang dimaksud berarti demam yang sebenarnya alias sakit akibat budaya begadang untuk tidak melewatkan setiap pertandingan yang disiarkan langsung oleh dua stasiun televisi lokal. itu pun belum ketika menghitung pra dan pasca pertandingan dengan sedikit diskusi kecil-kecilan atas hasil yang ditorehkan dalam pertandingan tersebut. Padahal ketika kita sadar terhadap apa yang kita saksikan, dibalik itu kita telah berangsur melupakan beberapa hal yang mungkin akan pelik ketika harus kemabli mengingatnya. pergelaran yang mungkin ditonton oleh jutaan manusia di dunia ini hadir tak ubahnya seperti disaat kita melihat sebuah karya seni lukisan indah dari sang maestro atau kejutan syahwat dari keindahan tubuh wanita sensual didepan mata, memabukkan dan mengandung effect lain untuk mendorong seseorang melakukan hal yang awalnya sangat mustahil dan perlu berpikir ulang diwaktu yang berbeda, beberapa orang lainnya mungkin bahkan tidak akan mengeluh dan malah ikhlas bila pada akhrinya sakit "demam" yang menjangkiti dirinya kini sedang kambuh.

Effect lupa dan pengaruh yang memabukkan disini minimal merupakan hal mudah yang dapat kita temui saat lagak visual partai Afrika Selatan dan Meksiko ini dimulai, semua orang merasakan dan membangun rasa euforia yang sedang menggema pada saat itu. pun disaat yang bersamaan kita sadar bahwa hal yang lebih rumit pasca usai laga yang berakhir satu sama ini lebih memprihatinkan, disini kita berbicara masalah realitas sosial dan keterpurukan yang beranak-pinak. ada energi dibalik sebuah tayangan sepak bola, baik suka maupun tidak. padahal secara alur cerita dari sejak pluit ditiup oleh sang wasit hingga pertandingan usai, tidak ada yang istimewa disini, namun jangan salah. serial monoton selama sebulan penuh ini juga mengandung ending yang tidak terduga dan misterius, tentang siapa yang akan menjadi juara pada usai laga penentuan tanggal 11 Juli 2010 nanti. Dalam realitas sosial tadi, janganlah kita sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk yang tambah membeludak ini terlalu berambisi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia entah tahun keberapa kedepan, efek lupa ini saja telah membuat kita pada akhirnya sadar bahwa banyak hal yang harus dibenahi sebelum keinginan tersebut terlontar. kita bagaikan kalah sebelum bertanding, dimana ketimpangan terjadi dimana-mana, mengonsumsi budaya luar yang jadinya malah liar dan tidak terkendali, serta konflik internal yang makin mengancam dari dalam.

Bila sudah begini, siapa yang sebenarnya menjadi senang dan merasakan berkah sesaat dari event Piala Dunia? seperti halnya tebak-tebakan sebelum pertandingan dimulai, apakah penguasa yang mulai lengah karena beban pemerintah sedikit santai. kritik dan tekanan tentang kinerja pemerintah mulai lenyap dari peredaran, masyarakat seperti sedang mengkonsumsi pil koplo gratis lewat tayangan Piala Dunia dan sekali lagi telah lupa bahwa negera yang mereka diami sedang terlilit masalah kronis yang jumlahnya ribuan dan menjadi bom waktu yang akan meledak kapan saja karena ruang-ruang politik itu sekarang sedang dingin. lupa terhadap cacat hukum dan pelanggarn hak asasi yang terjadi dimana-mana karea televisi kita mau tidak mau telah memprioritaskan hasil pertandingan dan analisis peta kekuatan kontestan dibandingkan mendiskusikan masalah diatas, kekuatan media televisi yang masih terbukti ampuh membius penonton hanyalah sinetron, film anak, dan acara musik serta reality show. pertanyaan tentang siapa yang masih peduli tentang masalah penculikan budaya oleh negara lain, kaum remaja yang semakin dicekoki fatamorgana dunia, seks bebas hingga mencakup anak SMP, konflik agama dan ajaran sesat, legalisasi tayangan porno ditelevisi saat hebohnya video mesum mirip ariel peterpan marak, perubahan iklim, dan banyak hal yang lebih serius lainnya yang mengancam kelangsungan negara dan umat manuisa khususnya. para koruptor pun tertawa sambil terus mengumpulkan pundi uang rakyat kedalam rekening pribadinya, dengan harapan seluruh atau mayoritas warga sedang dalam keadaan teler an mabuk dalam lamunan sesaat perhelatan Piala Dunia ditelevisi.

apakah pula yang mendapatkan berkah ini adalah masyarakat ? untuk wilayah yang satu ini menjadi makin unik karena kita akan berhadapan dengan budaya latah dan ikut-ikutan, pada sebuah moment pembukaan ini banyak masyarakat secara umum berbondong-bondong menyesaki sebuah cafe prestisius dan dianggap gaul yang khusus menyiarkan pertandingan sepak bola sebagai promosi dagangnya. apakah semua yang berada disana murni adalah penggila bola? segerombolan remaja cewek bersorak sorai ketika Afrika Selatan mencetak goal, segerombolan lain dimeja sebelah lagi asyik bermain dengan laptopnya, bahkan ada yang narsis dan niat nyari sensasi dengan berteriak padahal tidak ada moment spesial detik itu. sebanyak itukah penggila bola itu? itu bahkan hanya ditilik dari hal sesederhana perbedaan antara penggila bola dan yang bukan, belum lagi tentang perjudian akbar yang melingkupi setiap pertandingan dan yang semacamnya.


Atau hal ini hanyalah bagian promosi dari para pengusaha untuk menguras dompet para penggila bola asli dan para penggila bola dadakan yang muncul setiap empat tahun sekali itu? bisa jadi semuanya bersinergi disaat yang bersamaan, namun hal itu tetap kita pisahkan. menyoal pengusaha, berarti kita sedang berada dalam ranah fungsi sepak bola secara ekonomis. karena patut dicatat bahwa biaya perhelatan ini sangatlah besar dan bisa berdampak semakin buruk bila hal itu terbukti gagal dan tidak sesuai prediksi awal sepak bola sebagai pendorong laju perekonomian nasional tuan rumah penyelenggara, taruhlah hal ini sebagai pertaruhan negara untuk memetik keuntungan atau seketika dilindas truck. melihat hal tersebut mengingatkan kita akan bangkrutnya beberapa negara yang pernah menyelenggarakan turnamen atau pertandingan kelas dunia seperti Yunani dalam pesta Olimpiade misalnya, yang gagal dan bangkrut dengan meninggalkan utang yang sangat mengerikan serta berdampak krisis keuangan. kini pertaruhan tersebut berada di Afrika yang notabene negara yang tidak jauh berbeda dengan negara kita Indonesia, realitas sosial dan ekonomi berada dalam kungkungan yang sama. banyak biaya digelontorkan untuk membuat acara ini terlihat spektakuler dengan mengindahkan realitas yang menjangkiti warganya dengan sejenak melupakannya dan ikut dalam euforia semu yang sesaat, kenyataan yang timbul malah ketimpangan pada beberapa sektor penting yang telah dialokasikan untuk kepentingan 31 negara lain yang menjadi peserta, seperti kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial, dan masalah-masalah internal lainnya. apakah akan balik modal? kita tunggu saja hasil evaluasi dari Afrika selatan selepas final pertandingan ini usai.

Lantas secara ekonomi apa pengaruhnya bagi negara ini? hal itu sangat sedikit sekali, kecuali kesenangan sesaat tadi. keuntungan terbesar untuk indonesia hanyalah kontribusi bagi pengusaha sendiri yang memperdagangkan hak siar pertandingan, cafe dan restoran yang menyiarkan pertandingan, situs sepak bola, penjual aksesoris, dan tida lupa adalah judi. untuk yang terakhir ini malah menjadi penyakit kronis yang sudah sangat susah dihilangkan, bagaimanapun ketika kita menyaksikan pertandingan kita akan dihadapkan kepada hal yang tidak pasti dengan tingkat pengaruh yang besar terutama kepada para penggila bola. mulai dari tingkat remeh seperti mentraktir teman makan malam hingga tingkat uang bernilai ratusan ribu, jutaan, dan bahkan beupa barang atau kendaraan. tidak perlu terlalu jauh menjangkau seluruh indonesia, pencitraan disebuah cafe diatas bagi saya sudah mewakili untuk mendeskripsikan betapa candu itu kini hanya berupa layar televisi gratis yang bisa didapatkan dengan mudah. lagak gegap gempita dan euforia sepak telah menggeser makna realitas keseharian menuju kesenangan sesaat, disatu sisi memang memiliki nilai tambah dari penjualan aksesoris dan lainnya, pengusaha yang memanfaatkan moment ini paling tidak minimal terus berupaya untuk mengais rejeki dari sana, disisi lain pemisahan strata masih terus terjadi disana. itulah kehebatan tayangan cinematik bernama pertandingan sepak bola dunia, buah serial terlaris tahun ini yang akan melibas serial laris dunia dan beberapa judul sinetron lokal yang sebelumnya menghantui serta menguasai pasar pertelevisian Indonesia, kiblat hidup banyak warga negara ini, pembuktian awal dari superiornya sepak bola dunia dimata masyarakat adalah mulai surutnya berita heboh video mesum artis beken indonesia beberapa hari terakhir ini mendominasi layar.

Tentang absennya tayangan langsung pembukaan piala dunia 2010 yang diisii oleh tari-tarian, pidato, dan pentas seni musik dan seni lainnya yang didatangkan dari seluruh dunia ini membuat kecewa bagi sebagian warga dan saya sebagai penikmat film dan penikmat tayangan visual, penantian selama empat tahun lamanya ini membuat sedikit berang juga, atmosfir Afrika bahkan tidak terlalu bergema ketika pertandingan perdana Afrika Selatan melawan Meksiko berlangsung dan berakhir dengan hasil seri satu sama. terlepas dari itu, kekecewaan itupun mungkin lambat laun akan hilang ditelan sorak sorai saat menyaksikan pertandingan demi pertandingan akan setia memanjakan penonton dan penggila bola hingga final bulan depan. Afrika mungkin bukan negara yang menggunakan teknologi canggih dan berada dikawasan paling prestisius didunia saat ini, setidaknya laga empat tahunan yang begitu berpengaruh didunia ini amat sangat sayang untuk dilewati mengingat kita memang tidak akan tau apa yang akan terjadi nanti. So, banyak makna dari sudut pandang berbeda dari sebuah tayangan visual cinematik yang kita tonton baik disadari maupun tidak. ada beberapa hal yang berdampak buruk, pun juga tidak ktinggalan mampu mengangkat derajat dan meningkatkan surplus perekonomian kepada negara penyelenggara pun begitu pula kepada negara lain yang bahkan tidak ikut bermain didalamnya seperti negara kita ini. Well, Selamat menonton dan mari kita buktikan kehebatan team pujaan serta mari (juga) kita uji kehebatan Deddy Corbuser sesaat sebelum pertandingan peradan tadi dimulai yang akan mengumumkan siapa pemenang Piala Dunia 2010 ini..

Welcome To FIFA World Cup 2010, South Africa 11 Juni 2010 - 11 Juli 2010