Rabu, 25 November 2009

REVIEW FILM GARUDA DI DADAKU [2009]

Rating : 8/10

Sebuah film lokal yang bertema lain selain setan pocong, komedi esek-esek penjual aurat nan vulgar, dan kisah cinta roman picisan, dirilis bersandingan dengan film besar pengeruk uang jajan penonton yakni Ketika Cinta Bertasbih dan Transformers : Revenge Of The Fallen, tentu film ini kalah pamor. Bercerita tentang Bayu (Emir Mahira) bocah SD yang punya impian masuk timnas U-13, namun ditentang keras oleh kakeknya yang kolot, Pak Usman (Ikranagara). Untuk menggapai cita-cita itu, Bayu dibantu oleh temannya Heri (Aldo Tansani) yang juga pecinta sepak bola.

Premis sederhana dan mungkin kurang sempurna, namun kaya akan pesan moral, saya melihat demografi animo penonton yang lebih suka ngantri tiket nonton film robot-robotan bertuliskan “Khusus Dewasa” dan realitas persepakbolaan nasional disini. Sedikit memang yang merasa bangga menggunakan kaos berlambang Garuda di dada, namun kita akan merasakan kebesarannya lewat film Garuda Di Dadaku, lambang nasionalisme tersebut seperti menempel otomatis di tiap dada penonton. Well, tidak banyak film olah raga yang dibuat, tidak banyak pula yang berakhir manis, dan film ini jelas menjadi salah satu film olah raga bergenre sepak bola terbaik yang pernah dibuat. MERDEKA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog ni gak seru kalo gak ada komentar anda