Jumat, 11 Juni 2010

OPENING CEREMONY FIFA WORLD CUP 2010, SOUTH AFRICA : LAKON VISUAL YANG MEMABUKKAN


Seberapa tertarikkah anda ketika dihadapkan dengan pilihan antara sibuk mencari berita terbaru tentang video mesum antara artis "mirip" Ariel dengan artis perempuan beken lainnya, Isu krusial daerah timur tengah antara Israel vs Palestina, atau penantian empat tahun dalam pesta dunia sport bertajuk Piala Dunia? pun tertanda lewat laga pertandingan Afrika Selatan Versus Meksiko yang berakhir seri tadi, demam sepak bola sedunia sudah dimulai, gegap gempita event empat tahunan yang kini dilaksanakan di negara paling selatan di Benua Afrika tersebut berlangsung cukup meriah dan menyita perhatian masyarakat umum dan para fanatik bola khususnya. saya sih sejatinya kurang begitu mahir bermain bola apalagi fanatik sama bola, motivasi terbesar untuk nonton pergelaran ini hanya dari kecintaan saya dengan tayangan visual dan pengaruh yang ditimbulkan olehnya. makanya opening ceremony ini sepertinya menjadi hal yang sangat sayang sekali untuk dilewatkan, toh bagi saya nonton Piala Dunia juga merupakan bagian dari "nonton", bukan?

Untuk mempersempit tulisan, kali ini saya hanya ingin memfokuskan diri pada event sepak bola yang diikuti oleh 32 negara minus keikutsertaan negara kita Indonesia yang katanya negara penggila Bola ini. benar saja, demam bola itu kini bukan saja pengistilahan lain dari sebuah pengaruh atau candu, karena kini demam yang dimaksud berarti demam yang sebenarnya alias sakit akibat budaya begadang untuk tidak melewatkan setiap pertandingan yang disiarkan langsung oleh dua stasiun televisi lokal. itu pun belum ketika menghitung pra dan pasca pertandingan dengan sedikit diskusi kecil-kecilan atas hasil yang ditorehkan dalam pertandingan tersebut. Padahal ketika kita sadar terhadap apa yang kita saksikan, dibalik itu kita telah berangsur melupakan beberapa hal yang mungkin akan pelik ketika harus kemabli mengingatnya. pergelaran yang mungkin ditonton oleh jutaan manusia di dunia ini hadir tak ubahnya seperti disaat kita melihat sebuah karya seni lukisan indah dari sang maestro atau kejutan syahwat dari keindahan tubuh wanita sensual didepan mata, memabukkan dan mengandung effect lain untuk mendorong seseorang melakukan hal yang awalnya sangat mustahil dan perlu berpikir ulang diwaktu yang berbeda, beberapa orang lainnya mungkin bahkan tidak akan mengeluh dan malah ikhlas bila pada akhrinya sakit "demam" yang menjangkiti dirinya kini sedang kambuh.

Effect lupa dan pengaruh yang memabukkan disini minimal merupakan hal mudah yang dapat kita temui saat lagak visual partai Afrika Selatan dan Meksiko ini dimulai, semua orang merasakan dan membangun rasa euforia yang sedang menggema pada saat itu. pun disaat yang bersamaan kita sadar bahwa hal yang lebih rumit pasca usai laga yang berakhir satu sama ini lebih memprihatinkan, disini kita berbicara masalah realitas sosial dan keterpurukan yang beranak-pinak. ada energi dibalik sebuah tayangan sepak bola, baik suka maupun tidak. padahal secara alur cerita dari sejak pluit ditiup oleh sang wasit hingga pertandingan usai, tidak ada yang istimewa disini, namun jangan salah. serial monoton selama sebulan penuh ini juga mengandung ending yang tidak terduga dan misterius, tentang siapa yang akan menjadi juara pada usai laga penentuan tanggal 11 Juli 2010 nanti. Dalam realitas sosial tadi, janganlah kita sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk yang tambah membeludak ini terlalu berambisi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia entah tahun keberapa kedepan, efek lupa ini saja telah membuat kita pada akhirnya sadar bahwa banyak hal yang harus dibenahi sebelum keinginan tersebut terlontar. kita bagaikan kalah sebelum bertanding, dimana ketimpangan terjadi dimana-mana, mengonsumsi budaya luar yang jadinya malah liar dan tidak terkendali, serta konflik internal yang makin mengancam dari dalam.

Bila sudah begini, siapa yang sebenarnya menjadi senang dan merasakan berkah sesaat dari event Piala Dunia? seperti halnya tebak-tebakan sebelum pertandingan dimulai, apakah penguasa yang mulai lengah karena beban pemerintah sedikit santai. kritik dan tekanan tentang kinerja pemerintah mulai lenyap dari peredaran, masyarakat seperti sedang mengkonsumsi pil koplo gratis lewat tayangan Piala Dunia dan sekali lagi telah lupa bahwa negera yang mereka diami sedang terlilit masalah kronis yang jumlahnya ribuan dan menjadi bom waktu yang akan meledak kapan saja karena ruang-ruang politik itu sekarang sedang dingin. lupa terhadap cacat hukum dan pelanggarn hak asasi yang terjadi dimana-mana karea televisi kita mau tidak mau telah memprioritaskan hasil pertandingan dan analisis peta kekuatan kontestan dibandingkan mendiskusikan masalah diatas, kekuatan media televisi yang masih terbukti ampuh membius penonton hanyalah sinetron, film anak, dan acara musik serta reality show. pertanyaan tentang siapa yang masih peduli tentang masalah penculikan budaya oleh negara lain, kaum remaja yang semakin dicekoki fatamorgana dunia, seks bebas hingga mencakup anak SMP, konflik agama dan ajaran sesat, legalisasi tayangan porno ditelevisi saat hebohnya video mesum mirip ariel peterpan marak, perubahan iklim, dan banyak hal yang lebih serius lainnya yang mengancam kelangsungan negara dan umat manuisa khususnya. para koruptor pun tertawa sambil terus mengumpulkan pundi uang rakyat kedalam rekening pribadinya, dengan harapan seluruh atau mayoritas warga sedang dalam keadaan teler an mabuk dalam lamunan sesaat perhelatan Piala Dunia ditelevisi.

apakah pula yang mendapatkan berkah ini adalah masyarakat ? untuk wilayah yang satu ini menjadi makin unik karena kita akan berhadapan dengan budaya latah dan ikut-ikutan, pada sebuah moment pembukaan ini banyak masyarakat secara umum berbondong-bondong menyesaki sebuah cafe prestisius dan dianggap gaul yang khusus menyiarkan pertandingan sepak bola sebagai promosi dagangnya. apakah semua yang berada disana murni adalah penggila bola? segerombolan remaja cewek bersorak sorai ketika Afrika Selatan mencetak goal, segerombolan lain dimeja sebelah lagi asyik bermain dengan laptopnya, bahkan ada yang narsis dan niat nyari sensasi dengan berteriak padahal tidak ada moment spesial detik itu. sebanyak itukah penggila bola itu? itu bahkan hanya ditilik dari hal sesederhana perbedaan antara penggila bola dan yang bukan, belum lagi tentang perjudian akbar yang melingkupi setiap pertandingan dan yang semacamnya.


Atau hal ini hanyalah bagian promosi dari para pengusaha untuk menguras dompet para penggila bola asli dan para penggila bola dadakan yang muncul setiap empat tahun sekali itu? bisa jadi semuanya bersinergi disaat yang bersamaan, namun hal itu tetap kita pisahkan. menyoal pengusaha, berarti kita sedang berada dalam ranah fungsi sepak bola secara ekonomis. karena patut dicatat bahwa biaya perhelatan ini sangatlah besar dan bisa berdampak semakin buruk bila hal itu terbukti gagal dan tidak sesuai prediksi awal sepak bola sebagai pendorong laju perekonomian nasional tuan rumah penyelenggara, taruhlah hal ini sebagai pertaruhan negara untuk memetik keuntungan atau seketika dilindas truck. melihat hal tersebut mengingatkan kita akan bangkrutnya beberapa negara yang pernah menyelenggarakan turnamen atau pertandingan kelas dunia seperti Yunani dalam pesta Olimpiade misalnya, yang gagal dan bangkrut dengan meninggalkan utang yang sangat mengerikan serta berdampak krisis keuangan. kini pertaruhan tersebut berada di Afrika yang notabene negara yang tidak jauh berbeda dengan negara kita Indonesia, realitas sosial dan ekonomi berada dalam kungkungan yang sama. banyak biaya digelontorkan untuk membuat acara ini terlihat spektakuler dengan mengindahkan realitas yang menjangkiti warganya dengan sejenak melupakannya dan ikut dalam euforia semu yang sesaat, kenyataan yang timbul malah ketimpangan pada beberapa sektor penting yang telah dialokasikan untuk kepentingan 31 negara lain yang menjadi peserta, seperti kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial, dan masalah-masalah internal lainnya. apakah akan balik modal? kita tunggu saja hasil evaluasi dari Afrika selatan selepas final pertandingan ini usai.

Lantas secara ekonomi apa pengaruhnya bagi negara ini? hal itu sangat sedikit sekali, kecuali kesenangan sesaat tadi. keuntungan terbesar untuk indonesia hanyalah kontribusi bagi pengusaha sendiri yang memperdagangkan hak siar pertandingan, cafe dan restoran yang menyiarkan pertandingan, situs sepak bola, penjual aksesoris, dan tida lupa adalah judi. untuk yang terakhir ini malah menjadi penyakit kronis yang sudah sangat susah dihilangkan, bagaimanapun ketika kita menyaksikan pertandingan kita akan dihadapkan kepada hal yang tidak pasti dengan tingkat pengaruh yang besar terutama kepada para penggila bola. mulai dari tingkat remeh seperti mentraktir teman makan malam hingga tingkat uang bernilai ratusan ribu, jutaan, dan bahkan beupa barang atau kendaraan. tidak perlu terlalu jauh menjangkau seluruh indonesia, pencitraan disebuah cafe diatas bagi saya sudah mewakili untuk mendeskripsikan betapa candu itu kini hanya berupa layar televisi gratis yang bisa didapatkan dengan mudah. lagak gegap gempita dan euforia sepak telah menggeser makna realitas keseharian menuju kesenangan sesaat, disatu sisi memang memiliki nilai tambah dari penjualan aksesoris dan lainnya, pengusaha yang memanfaatkan moment ini paling tidak minimal terus berupaya untuk mengais rejeki dari sana, disisi lain pemisahan strata masih terus terjadi disana. itulah kehebatan tayangan cinematik bernama pertandingan sepak bola dunia, buah serial terlaris tahun ini yang akan melibas serial laris dunia dan beberapa judul sinetron lokal yang sebelumnya menghantui serta menguasai pasar pertelevisian Indonesia, kiblat hidup banyak warga negara ini, pembuktian awal dari superiornya sepak bola dunia dimata masyarakat adalah mulai surutnya berita heboh video mesum artis beken indonesia beberapa hari terakhir ini mendominasi layar.

Tentang absennya tayangan langsung pembukaan piala dunia 2010 yang diisii oleh tari-tarian, pidato, dan pentas seni musik dan seni lainnya yang didatangkan dari seluruh dunia ini membuat kecewa bagi sebagian warga dan saya sebagai penikmat film dan penikmat tayangan visual, penantian selama empat tahun lamanya ini membuat sedikit berang juga, atmosfir Afrika bahkan tidak terlalu bergema ketika pertandingan perdana Afrika Selatan melawan Meksiko berlangsung dan berakhir dengan hasil seri satu sama. terlepas dari itu, kekecewaan itupun mungkin lambat laun akan hilang ditelan sorak sorai saat menyaksikan pertandingan demi pertandingan akan setia memanjakan penonton dan penggila bola hingga final bulan depan. Afrika mungkin bukan negara yang menggunakan teknologi canggih dan berada dikawasan paling prestisius didunia saat ini, setidaknya laga empat tahunan yang begitu berpengaruh didunia ini amat sangat sayang untuk dilewati mengingat kita memang tidak akan tau apa yang akan terjadi nanti. So, banyak makna dari sudut pandang berbeda dari sebuah tayangan visual cinematik yang kita tonton baik disadari maupun tidak. ada beberapa hal yang berdampak buruk, pun juga tidak ktinggalan mampu mengangkat derajat dan meningkatkan surplus perekonomian kepada negara penyelenggara pun begitu pula kepada negara lain yang bahkan tidak ikut bermain didalamnya seperti negara kita ini. Well, Selamat menonton dan mari kita buktikan kehebatan team pujaan serta mari (juga) kita uji kehebatan Deddy Corbuser sesaat sebelum pertandingan peradan tadi dimulai yang akan mengumumkan siapa pemenang Piala Dunia 2010 ini..

Welcome To FIFA World Cup 2010, South Africa 11 Juni 2010 - 11 Juli 2010


2 komentar:

  1. gara2 world cup tiap malam mesti ada pengeluaran extra....1. modal duit buat nongkrong di cafe, 2. mata tetep melek hehe.... but overall viva world cup !!!

    BalasHapus
  2. hehe..
    jangan lupa, ntar lagi Belanda vs Denmark :P

    So, trims udah mampir di Blog gue..

    BalasHapus

Blog ni gak seru kalo gak ada komentar anda